![]() |
Sri Mulyani |
Ketika
memberi arahan kepada pejabat eselon 2 dan eselon 3 di Kementerian Keuangan,
Sri Mulyani dengan tegas terhadap bawahannya yang ikut menyuarakan kebencian.
Para ASN yang
mestinya mewakili ideologi negara memang banyak yang masuk angin. Tidak sedikit
yang bersimpati pada HTI, organisasi setara PKI yang terlarang di Indonesia.
Padahal
mereka mestinya representasi dari pengejawantahan ideologi negara. Jika ASN
malah menyuarakan kebencian dan intoleransi, mestinya harus cepat disingkirkan.
Jika didiamkan akan bahaya.
Kita berharap
bendera perang yang dikibarkan Menkeu juga diikuti kementerian dan lembaga
negara lain. Termasuk BUMN dan anak perusahaannya. Jangan kasih celah
sedikitpun bagi orang yang merongrong ideologi negara menjadi benalu.
Kayaknya
bukan hanya kementerian dan lembaga negara. Mestinya seluruh perusahaan swasta
yang masih mencintai negeri ini juga melakukan bersih-bersih serupa. Jangan
pernah menerima karyawan yang memiliki sikap intoleran. Periksa status media
sosialnya. Jika sudah terlanjur, jangan pernah memberikan mereka posisi
strategis.
Percayalah.
Orang-orang seperti ini akan lebih mementingkan ideologi kelompoknya ketimbang
kemajuan perusahaan.
Coba kita
simak, apa yang dikatakan Sri Mulyani di depan anak buahnya.
"Saya
tidak akan memaafkan pada jajaran eselon mana saja mereka yang mau melakukan
pola kepemimpinan yang eksklusif yang hanya mementingkan dirinya kelompoknya
atau bahkan menjadi penyuara kebencian terhadap mereka yang berbeda dengan
kita."
"Itu
tidak bisa dimaafkan dan tidak seharusnya ada di Kementerian Keuangan."
"Karena
Kementerian Keuangan adalah sebagian kecil dari institusi yang memiliki
kemewahan adanya instansi vertikal."
"Kalau
di institusi ini ada pimpinan di level mana pun atau bahkan bukan pimpinan,
tapi staff jajaran yang anda merasa atau anda memiliki kepercayaan bahwa anda
ingin menjadi eksklusif, maka anda salah tempat."
"Karena
anda tidak hanya akan menjadi benalu tapi menjadi racun bagi institusi dan bagi
negara. Karena institusi ini memiliki tugas untuk menjahit persatuan, menjaga
persatuan."
Menanggapi
statemen Sri Mukyani, Abu Kumkum berpendapat. "Saya setuju, mas. Lebih
baik pelihara kambing kalau gemuk bisa dipotong. Ketimbang kita memelihara kaum
radikal. Jika ada kesempatan mereka yang akan memotong leher kita."
0 komentar